Senin, 06 Maret 2023
Kapan Aku Harus Menikah?
Minggu, 19 Februari 2023
Kekayaan Sejati Wanita
Bismillah, Assalamu'alaykum warohmatullohi wabarokatuh...
Alhamdulillah insyaaAllaah aku akan sedikit sharing tentang apa yang disampaikan oleh teh Ninih Muthmainah di masjid Nurul Ashri Deresan. Qodarullah ga bisa ikut secara langsung, jadi nyimak lewat youtube. Menurutku tema yang disampaikan menarik banget, penjelasan beliau pun ringan, mudah dipahami, dan ga bertele-tele. Teh Ninih juga menceritakan kisah-kisah inspiratif yang cukup membuatku tertampar.
Menurut islam perempuan memiliki kedudukan yang sangat istimewa dan mulia, hal ini sesuai dengan firman Allah yang banyak membahas tentang perempuan, terkhusus pada Q.S An-Nisa. Selain itu melihat dari sejarah islam banyak perempuan-perempuan yang turut berperan besar dalam peradaban, begitu lah islam memuliakan perempuan. Seperti kalimat yang sering kita dengar bahwa perempuan adalah tiang peradaban. Perempuan sholihah insyaaAllah akan melahirkan generasi-generasi pejuang islam yang tangguh. MasyaaAllah bersyukur sekali dengan takdir yang Allah berikan.
Banyak para ulama-ulama hebat terlahir dari rahim seorang ibu yang sangat luar biasa. Tanpa llmu bisa jadi ibu para ulama ketika itu membiarkan anak mereka tumbuh begitu saja. Namun dengan ilmu yang mereka miliki atas dasar keimanan kepada Allaah menjadikan mereka bersungguh-sungguh dalam mendidik anak. Inilah tema yang dimaksud dalam pembahasan ini, kekayaan wanita adalah tentang keluasan ilmunya.
Menurut catatan sejarah Indonesia pun juga banyak pahlawan-pahlawan perempuan yang turut dalam memerdekan bangsa. Pasti ga asing dengan nama R.A. Kartini, salah satu perempuan hebat yang berhasil memperjuangkan hak pendidikan bagi kaum perempuan kala itu. Begitu penting kedudukan ilmu dalam kehidupan setiap orang, ga ada kata cukup dan selesai dalam mencari ilmu. Selagi Allaah masih menghidupkan raga maka ilmu harus selalu dicari. Tidak ada batasan apapun yang menghalangi seseorang dalam mencari ilmu. Sesuai firman Allaah dalam Q.S Al-Mujadallah:11 yang artinya Wahai orang-orang beriman! Apabila dikatakan kepadamu, "Berilah kelapangan-kelapangan dalam majelis-majelis." Maka lapangkanlah, niscaya Allaah akan memberi kelapangan untukmu.
Menjalani hidup tanpa ilmu, bagaikan berjalan tanpa arah. Kita ga tahu tujuan kita mau kemana, kita ga tahu cara-cara terbaik dalam menyelesaikan masalah. Kita ga akan tahu kepada siapa kita memohon pertolongan. Yang akhirnya kita akan tersesat, mudah galau atau stress, mudah menyerah, selalu menyalahkan keadaan, tidak punya semangat dalam menapaki kehidupan. Berbeda dengan seseorang yang sudah tahu kuncinya, punya ilmu. Ketika mendapat ujian dia akan mudah kembali kepada Allaah, karena dia tahu ilmunya. Bahwa Allaah tempat meminta segala sesuatu (Q.S. Al-Ikhlas:2).
Ketika kita menjalani hidup dengan ilmu, banyak manfaat yang kita rasakan. Kita akan lebih tenang dalam menjalani hidup, kita yakin apa yang Allaah tetapkan itu lah yang terbaik untuk kita. Ada rasa ikhlas dan tidak grusa-grusu dalam setiap kegiatan yang kita lakukan. Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu maka Allah akan mudahkan baginya di antara jalan menuju surga." (HR. Abu Daud).
Agar ilmu yang kita peroleh lebih berkah dan bermanfaat ada beberapa hal yang ga boleh kita abaikan. Pertama cek kembali niat kita dalam mencari ilmu, sekedar untuk bergaya atau memang ingin dapat ilmu yang bermanfaat. Kedua perhatikan adab, bagaimana adab kepada guru, adab kepada ilmu, dan adab kepada sesama teman dalam mencari ilmu. Ketiga bersugguh-sungguh, ibarat ilmu adalah binatang buruan maka buku dan pena adalah tali untuk mengikatnya.
Dan yang
paling penting adalah selalu mohon pertolongan Allaah. Pengalaman pribadi
kerasa banget sih ini. Ketika aku terlalu mengandalkan diri sendiri, lupa minta
tolong sama Allaah rasanya berat banget. Banyak banget kendalanya tapi
sebaliknya, ketika aku minta tolong sama Allaah semua jadi mudah. Kadang juga
masih ga nyangka, eh ternyata aku bisa nglewatin ini. Jelas lah.....ada Allaah
yang bantu. MasyaaAllah. Semoga Allaah selalu mudahkan kita dalam mencari ilmu
yang bermanfaat ya. Barakallah fiikum.
Selasa, 25 Mei 2021
Cegah Food Waste-Habiskan Makanan di Piringmu
Masih banyak masyarakat kita yang sering membuang makanan atau tidak menghabiskan makanan. Hal tersebut dipicu oleh beberapa alasan seperti rasa kenyang, selera makan, variasi makanan, dan sebagainya. Bahkan ada sebagian orang yang beranggapan bahwa menghabiskan makanan adalah suatu perilaku yang memalukan. Tentu saja hal ini keliru dan harus kita luruskan. Dalam konteks ini sebetulnya bukan persoalan makanan yang habis dimakan, tetapi bagaimana etika atau adab kita saat makan.
Dengan adanya sisa-sisa makanan tersebut maka dapat menyebabkan terjadinya sampah makanan atau food waste. Sampah makanan biasanya didominasi dari jenis sampah organik yang dihasilkann rumah tangga, pasar tradisional, fasilitas publik (sekolah, rumah sakit, dan lain-lain), serta kawasan komersial (mall, restoran, dan lain-lain). Secara keseluruhan, pelaku food waste yang paling besar berada pada tahap konsumsi.
Jumlah penduduk dunia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2050, diperkirakan akan ada 10 miliar orang akan meninggali planet bumi. Dengan demikian, agar manusia mampu memproduksi makanan yang cukup, perlu adanya manajemen makanan berkelanjutan. Manajemen makanan secara berkelanjutan mencakup rantai pasokan makanan. Mulai dari proses produksi dari pertanian sampai pada tahap konsumsi. Food waste memiliki dampak yang dapat membahayakan keberlangsungan hidup manusia. Di Indonesia, manajemen sampah termasuk sampah makanan belum dilakukan secara terintegrasi.
Berdasarkan pernyataan Kepala Perwakilan Badan Pangan PBB (FAO- Food and Agriculture Organization), setiap tahun Indonesia menghasilan sampah makanan sekitar 13 ton. Jumlah tersebut setara dengan porsi makan 28 juta orang. Dan Indonesia menduduki posisi kedua setelah Arab Saudi sebagai Negara penghasil sampah terbanyak di dunia. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan permasalahan kelaparan di Indonesia. Menurut GHI (Global Hunger Index) tingkat kelaparan di Indonesia berada di tingkat serius. Tentu sudah saatnya kita harus berpartisipasi dalam upaya mencegah adanya food waste.
Dampak-dampak yang terjadi akibat food waste
Permasalahan sampah makanan semakin mengkhawatirkan. Karena berdampak pada banyak sektor seperti lingkungan, ekonomi, dan sosial. Ironisnya pelaku food waste belum sepenuhnya menyadari dampak yang timbul akibat perilaku membuang makanan. Oleh sebab itu perilaku membuang makanan harus segera kita tinggalkan. Adapun dampak-dampak yang timbul akibat perilaku membuang makanan sebagai berikut :
1. Pencemaran Udara Akibat Gas Metana
Sampah makanan merupakan jenis sampah organik, artinya pada proses penguraian akan terjadi pembusukan yang dapat menghasilkan gas metana. Tentu dengan adanya gas metana akan menyebabkan efek rumah kaca. Sehingga berdampak terjadinya perubahan iklim.
2. Mengancam Ekosistem Keragaman Makhluk
Kebutuhan pangan yang terus meningkat menyebabkan kenaikan pembangunan industrialisasi makanan. Sehingga banyak sekali pembukaan lahan baru untuk mendirikan pabrik-pabrik makanan. Hal ini dapat mengancam kelangsungan hidup flora dan fauna.
3. Membuang Air
Dalam proses menghasilkan makanan tentu membutuhkan banyak air saat masa pertumbuhan, pemanenan, pengemasan, dan pengangkutan. Penggunaan air untuk meghasilkan makanan tentu tidak sedikit. Total air yang tercatat digunakan setiap tahunnya untuk menghasilkan makanan yang terbuang adalah sebanyak 250 km3.
4. Merusak Tanah
Penggunaan lahan pertanian secara terus-menerus dapat mengakibatkan kerusakan tanah, sehingga dapat menurunkan produktivitas tanah. Berdasarkan data area pertanian di dunia, sekitar 28% digunakan untuk menghasilkan makanan yang terbuang setiap tahunnya.
5. Menurunnya Pendapatan Petani
Banyak distributor yang memutuskan untuk membuang makanan dari proses pra panen karena ditolak oleh pasar. Hal ini disebabkan karena hasil panen dinilai tidak sesuai selera konsumen. Sehingga menyebabkan rendahnya harga jual yang dapat menyebabkan petani rugi.
6. Meningkatnya Pengeluaran Konsumen
Membuang-buang makanan mencerminkan perilaku hidup boros. Semakin banyak makanan yang terbuang maka semakin besar pula pengeluaran konsumsi masyarakat.
Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimilkan sampah makanan
Kesadaran dan peran aktif setiap individu merupakan kunci meminamalisir sampah makanan. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah adanya food waste, melalui kebiasaan sehari-hari.
1. Bijak dalam Mengonsumsi Makanan
Kebiasan tidak menghabiskan makanan adalah sumber utama food waste. Alangkah lebih bijak apabila kita mengambil makanan secukupnya sesuai kebutuhan. Serta menghindari menyisakan makanan yang kita makan. Hal ini juga berlaku apabila kita makan di restoran. Tak perlu malu untuk membungkus makanan yang masih ada untuk dibawa pulang. Bahkan di Negara maju banyak restoran yang mengenakan pajak bagi pelanggan yang menyisakan makanan.
2. Membeli Pangan Lokal
Setiap makanan yang sampai pada tangan konsumen harus melalui tahap distribusi yang panjang. Dari produsen-penyimpanan-lalu disalurkan ke supermarket, pasar tradisional, hingga penjual sayur keliling. Dalam kegiatan ini,semakin jauh tempat distribusi maka semakin besar pula emisi karbon yang dihasilkan. Ditambah apabila kondisi pangan sudah rusak sehingga akan terbuang pada tahap pendistribusian. Membeli pangan lokal akan membantu mengurangi adanya food waste.
3. Simpan Pangan secara Tepat
Penyimpanan makanan merupakan bagian terpenting dalam upaya meminimalisir sampah makanan. Penyimpanan yang tepat dapat memperpanjang umur pangan. D. A. Sari dan Hadiyanto dalam tulisannya “Teknologi dan Metode Penyimpanan Makanan Sebagai Upaya Memperpanjang Shelf Life” (2013), mengungkapkan setiap jenis pangan harus disimpan dengan ketentuan berbeda-beda sesuai karakteristknya.
Makanan yang tidak than lama dan mudah membusuk seperti daging, ikan, telur, susu, dan sayur sebaiknya disipan pada suhu rendah. Penyimpanan di kulkas dengan pengaturan 50C dan 160 untuk penyimpanan di freezer.
Makanan yang tahan lama seperti jenis kacang-kacangan, gula, garam, rempah sebaiknya disimpan pada wadah yang bersih di lemari pada suhu normal.
4. Memanfaatkan Sisa Bahan Makanan
Apabila ada sisa bahan makanan sebaikya tidak langsung dibuang. Sisa bahan makanan tersebut dapat kita manfaatkan kembali untuk media belajar anak, pembuatan kompos, dan menumbuhkan kembali (regrow).
Kelestarian bumi adalah tanggung jawab bersama, tidak membuang makanan akan membantu menunda pemanasan global, meminimalisir bencana alam yang disebabkan manusia, dan menjaga ketahan pangan. Kita harus belajar menghargai makanan, karena masih banyak orang-orang yang membutuhkan makanan.
Kamis, 25 Maret 2021
Zero Waste-Langkah Kecil untuk Lebih Baik
Apa sih yang terpikir oleh teman-teman saat mendengar kata sampah? Tentu sudah tidak asing lagi slogan “Buanglah Sampah pada Tempatnya”. Kalo kenangan ataupun mantan tau kan harus dibuang dimana hahaha…
Ternyata aksi membuang sampah pada tempatnya itu belum cukup. Memang ada dampak positif nyata, seperti lingkungan sekitar menjadi bersih. Tetapi ending-nya berujung di TPA (cuman pindah tempat aja, sementara sifatnya). Karena banyak sampah di TPA yang tercampur menjadi satu (organik & anorganik) membuat sampah-sampah ini sulit untuk dikelola. Tidak membutuhkan waktu lama, sampah-sampah ini semakin menumpuk menjulang tinggi seperti gunung. Semakin sulit untuk dikendalikan, sehingga berdampak mengganggu kesehatan dan lingkungan sekitar.
Sebab itu kesadaran terhadap sampah dan lingkungan perlu ditumbuhkan. Doi aja kamu perhatin masa bumi ga, masih peduli kan sama bumi? Mau tinggal dimana lagi kita, kalau bumi saja penuh sampah. Sekarang laut sudah beralih fungsi menjadi tempat pembuangan sampah, nanti-nanti mau makan ikan sudah tidak bisa, sedih ya.
Kira-kira ada ga sih cara yang efektif untuk mengatasi sampah?
Tentu ada, salah satunya adalah zero waste. Teman-teman sudah pernah dengar istilah Zero Waste atau justru sudah ada yang tahu?
Tepat sekali… zero waste adalah suatu gerakan nol sampah dengan meminimalisir semua aspek yang berpotensi menjadi sampah. Pada kenyataannya semua aktivitas kita tidak bisa lepas dari kegiatan yang menghasilkan sampah. Sadar atau tidak kita termasuk penyumbang sampah. Tetapi kita bisa turut mengurangi jumlah sampah, misalnya dalam penggunaan plastik sekali pakai. Ternyata sampah-sampah yang ada selama ini didominasi oleh plastik, yang membutuhkan waktu 50-100 tahun untuk terurai. Zaman sudah maju, hampir semua menggunakan plastik dalam keseharian, pakai sebentar lalu buang. Memprihatinkan sekali bukan.
Teman-teman juga dapat memulai gerakan zero waste dari hal paling sederhana, aku pun juga demikian. Memang masih jauh dari kata zero, tapi bismillah tetap berusaha untuk mengurangi jumlah sampah. Baru bisa less waste gapapa. Saat ini aku sedang mulai belajar dengan membiasakan membawa botol minum, tempat makan, dan peralatan makan. Awalnya cukup kerepotan, karena semakin banyak barang yang harus kita bawa dan siapkan (ribet kalo orang bilang). Rasanya sedikit repot tak jadi soal, karena sudah saatnya kita peduli kepada bumi.
Tentu sudah mudah sekali kita dapatkan informasi tentang zero waste. Bahkan zero waste sudah mendapat perhatian lebih dari masyaratkat. Zero waste (sudah cukup) menarik untuk diperbincangkan, hal ini menggambarkan sudah adanya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan.
Dalam hal ini yang selalu aku garis bawahi terutama dari pelaku zero waste adalah, bahwa zero waste bukan lah sebuah trend, tetapi suatu kesadaran dari dalam diri yang dapat kita tumbuhkan. Jadi dalam zero waste akan lebih bijak apabila kita memakai atau menggunakan barang-barang yang sudah ada. Tidak perlu memakai barang baru yang cantik, lucu, agar dibilang kekinian. Justru hal-hal tersebut hanya akan menyebabkan pertambahan volume sampah baru, duh jangan ya dear. Inti zero waste adalah berani mulai dari hal-hal sederhana yang kita bisa, memaksimalkan sumber daya yang sudah ada. Tentu dengan tujuan menjaga dan merawat bumi. Selamat memulai hal-hal baik baik untuk lebih peduli.