Cegah Food Waste-Habiskan Makanan di Piringmu



Masih banyak masyarakat kita yang sering membuang makanan atau tidak menghabiskan makanan. Hal tersebut dipicu oleh beberapa alasan seperti rasa kenyang, selera makan, variasi makanan, dan sebagainya. Bahkan ada sebagian orang yang beranggapan bahwa menghabiskan makanan adalah suatu perilaku yang memalukan. Tentu saja hal ini keliru dan harus kita luruskan. Dalam konteks ini sebetulnya bukan persoalan makanan yang habis dimakan, tetapi bagaimana etika atau adab kita saat makan.

Dengan adanya sisa-sisa makanan tersebut maka dapat menyebabkan terjadinya sampah makanan atau food waste. Sampah makanan biasanya didominasi dari jenis sampah organik yang dihasilkann rumah tangga, pasar tradisional, fasilitas publik (sekolah, rumah sakit, dan lain-lain), serta kawasan komersial (mall, restoran, dan lain-lain). Secara keseluruhan, pelaku food waste yang paling besar berada pada tahap konsumsi.

Jumlah penduduk dunia terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2050, diperkirakan akan ada 10 miliar orang akan meninggali planet bumi. Dengan demikian, agar manusia mampu memproduksi makanan yang cukup, perlu adanya manajemen makanan berkelanjutan. Manajemen makanan secara berkelanjutan mencakup rantai pasokan makanan. Mulai dari proses produksi dari pertanian sampai pada tahap konsumsi. Food waste memiliki dampak yang dapat membahayakan keberlangsungan hidup manusia. Di Indonesia, manajemen sampah termasuk sampah makanan belum dilakukan secara terintegrasi.

Berdasarkan pernyataan Kepala Perwakilan Badan Pangan PBB (FAO- Food and Agriculture Organization), setiap tahun Indonesia menghasilan sampah makanan sekitar 13 ton. Jumlah tersebut setara dengan porsi makan 28 juta orang. Dan Indonesia menduduki posisi kedua setelah Arab Saudi sebagai Negara penghasil sampah terbanyak di dunia. Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan permasalahan kelaparan di Indonesia. Menurut GHI (Global Hunger Index) tingkat kelaparan di Indonesia berada di tingkat serius. Tentu sudah saatnya kita harus berpartisipasi dalam upaya mencegah adanya food waste.

Dampak-dampak yang terjadi akibat food waste

Permasalahan sampah makanan semakin mengkhawatirkan. Karena berdampak pada banyak sektor seperti lingkungan, ekonomi, dan sosial. Ironisnya pelaku food waste belum sepenuhnya menyadari dampak yang timbul akibat perilaku membuang makanan. Oleh sebab itu perilaku membuang makanan harus segera kita tinggalkan. Adapun dampak-dampak yang timbul akibat perilaku membuang makanan sebagai berikut :

1.      Pencemaran Udara Akibat Gas Metana

Sampah makanan merupakan jenis sampah organik, artinya pada proses penguraian akan terjadi pembusukan yang dapat menghasilkan gas metana. Tentu dengan adanya gas metana akan menyebabkan efek rumah kaca. Sehingga berdampak terjadinya perubahan iklim.

2.      Mengancam Ekosistem Keragaman Makhluk

Kebutuhan pangan yang terus meningkat menyebabkan kenaikan pembangunan industrialisasi makanan. Sehingga banyak sekali pembukaan lahan baru untuk mendirikan pabrik-pabrik makanan. Hal ini dapat mengancam kelangsungan hidup flora dan fauna.

3.      Membuang Air

Dalam proses menghasilkan makanan tentu membutuhkan banyak air saat masa pertumbuhan, pemanenan, pengemasan, dan pengangkutan. Penggunaan air untuk meghasilkan makanan tentu tidak sedikit. Total air yang tercatat digunakan setiap tahunnya untuk menghasilkan makanan yang terbuang adalah sebanyak 250 km3.

4.      Merusak Tanah

Penggunaan lahan pertanian secara terus-menerus dapat mengakibatkan kerusakan tanah, sehingga dapat menurunkan produktivitas tanah. Berdasarkan data area pertanian di dunia, sekitar 28% digunakan untuk menghasilkan makanan yang terbuang setiap tahunnya.

5.      Menurunnya Pendapatan Petani

Banyak distributor  yang memutuskan untuk membuang makanan dari proses pra panen karena ditolak oleh pasar. Hal ini disebabkan karena hasil panen dinilai tidak sesuai selera konsumen. Sehingga menyebabkan rendahnya harga jual yang dapat menyebabkan petani rugi.

6.      Meningkatnya Pengeluaran Konsumen

Membuang-buang makanan mencerminkan perilaku hidup boros. Semakin banyak makanan yang terbuang maka semakin besar pula pengeluaran konsumsi masyarakat.

  

Upaya yang dapat dilakukan untuk meminimilkan sampah makanan

Kesadaran dan peran aktif setiap individu merupakan kunci meminamalisir sampah makanan. Ada beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah adanya food waste, melalui kebiasaan sehari-hari.

1.      Bijak dalam Mengonsumsi Makanan

Kebiasan tidak menghabiskan makanan adalah sumber utama food waste. Alangkah lebih bijak apabila kita mengambil makanan secukupnya sesuai kebutuhan. Serta menghindari menyisakan makanan yang kita makan. Hal ini juga berlaku apabila kita makan di restoran. Tak perlu malu untuk membungkus makanan yang masih ada untuk dibawa pulang. Bahkan di Negara maju banyak restoran yang mengenakan pajak bagi pelanggan yang menyisakan makanan. 

2.      Membeli Pangan Lokal

Setiap makanan yang sampai pada tangan konsumen harus melalui tahap distribusi yang panjang. Dari produsen-penyimpanan-lalu disalurkan ke supermarket, pasar tradisional, hingga penjual sayur keliling. Dalam kegiatan ini,semakin jauh tempat distribusi maka semakin besar pula emisi karbon yang dihasilkan. Ditambah apabila kondisi pangan sudah rusak sehingga akan terbuang pada tahap pendistribusian. Membeli pangan lokal akan membantu mengurangi adanya food waste.

3.      Simpan Pangan secara Tepat

Penyimpanan makanan merupakan bagian terpenting dalam upaya meminimalisir sampah makanan. Penyimpanan yang tepat dapat memperpanjang umur pangan. D. A. Sari dan Hadiyanto dalam tulisannya “Teknologi dan Metode Penyimpanan Makanan Sebagai Upaya Memperpanjang Shelf Life” (2013),  mengungkapkan setiap jenis pangan harus disimpan dengan ketentuan berbeda-beda sesuai karakteristknya.

Makanan yang tidak than lama dan mudah membusuk seperti daging, ikan, telur, susu, dan sayur sebaiknya disipan pada suhu rendah. Penyimpanan di kulkas dengan pengaturan 50C dan 160 untuk penyimpanan di freezer.

Makanan yang tahan lama seperti jenis kacang-kacangan, gula, garam, rempah sebaiknya disimpan pada wadah yang bersih di lemari pada suhu normal.

4.      Memanfaatkan Sisa Bahan Makanan

Apabila ada sisa bahan makanan sebaikya tidak langsung dibuang. Sisa bahan makanan tersebut dapat kita manfaatkan kembali untuk media belajar anak, pembuatan kompos, dan menumbuhkan kembali (regrow).

Kelestarian bumi adalah tanggung jawab bersama, tidak membuang makanan akan membantu menunda pemanasan global, meminimalisir bencana alam yang disebabkan manusia, dan menjaga ketahan pangan. Kita harus belajar menghargai makanan, karena masih banyak orang-orang yang membutuhkan makanan.

            Itu lah beberapa dampak dan cara mengatasi permasalahan food waste. Marilah kita sama-sama bersinergi untuk mengatasi permasalahan sampah. Permasalahan sampah adalah tanggung jawab bersama. Meminimalkan sampah adalah upaya yang dapat kita mulai dari diri sendiri. Yuk biasakan menghabiskan makanan yang ada di piring kita.
 
            Sumber Refrensi:         
1. https://www.popmama.com/amp/life/health/sitta-husnul-khotimah/dampak-buruk-sampah-makanan-terhadap-lingkungan 
2.  https://tirto.id/darurat-sampah-makanann-di-indonesia-f3Yn     

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa Luka Pengasuhan Itu Ada?

Pentingnya Memiliki Tanaman Di Rumah

Pesan Untuk Diriku Di Masa Depan