Kapan Aku Harus Menikah?
picture by Pinterest
Bismillah...
Topik pernikahan rasanya ga pernah ada kata cukup untuk dibahas, selalu ada sudut-sudut menarik yang harus di kulik. Paling antusias kalau bahas nikah. Aku mulai tertarik pada topik ini sejak tahun 2017, walaupun saat itu aku belum punya target mau nikah di umur berapa. Seiring waktu berjalan aku semakin sering mengikuti kajian-kajian penikahan, eh jadi kepikiran juga, kapan aku nikah? Aku pernah menetapkan patokan mau nikah di umur sekian. Qodarullah terlewat juga. Akhirnya aku putuskan buat ga matok umur lagi kapan harus nikah.
Jodoh itu rahasia Allaah, siapa jodohmu nanti adalah siapa dirimu hari ini. Sering ya kita dengar kalimat itu, kalau jodoh kita sebenernya cerminan diri kita. Dari situ aku mulai merenung, berkali-kali tanya pada diri, yakin sudah siap nikah? yakin sudah punya bekal yang cukup? sudah siap jadi ibu? Semakin aku sering bertanya semakin sering pula muncul pertanyaan baru. Ini bukan berarti aku meragukan kuasa Allaah ya, tidak sama sekali.
Menikah adalah salah satu bentuk ibadah kepada Allaah yang terlama, berulang kali aku berusaha meyakinkan diri. Aku pernah berada di satu titik yang menurutku itu cukup sulit. Sulit membedakan keadaan antara aku pengin nikah atau aku sudah siap nikah. Saat itu aku merasa umurku sudah cukup matang untuk menikah, dan beberapa kali seperti dapat sinyal dari Allaah, dia jodohmu. Karena aku terlalu PD harapan-harapan itu ternyata pupus. Pelajaran yang aku dapat adalah sebagai perempuan memang harus pandai-pandai menjaga hati.....kalau ada laki-laki yang baik itu jangan keburu baper, bisa saja dia memang orang baik yang memperlakukan setiap orang dengan istimewa. Dan untuk laki-laki, tolong bersikaplah baik dengan sewajarnya, jangan sampai ada harapan-harapan yang tersemai di hati para perempuan, kami sangat perasa.
Waktu terasa berputar semakin cepat, Alhamdulillah kabar bahagia selalu datang dari teman-teman yang akan memasuki pintu pernikahan. Semakin panik pula aku, duh kok aku belum ketemu jodoh yaa Allaah. Bahkan ada beberapa teman yang sedang menanti kelahiran kedua. Berusaha tetap tenang berkali-kali mengatur nafas. Sempat aku mendapat pertanyaan dari kerabat dan keluarga, pertanyaan klasik yang sudah bukan rahasia publik. Kapan nikah? Mana calonnya? Dan taraaaaaa..... saat aku dapat pertanyaan-pertanyaan itu ga ada lagi rasa sedih, minder, galau, aku justru biasa saja. Awalnya juga risih, kelamaan aku bisa dengan lapang hati menjawab, segera mohon doakan ya. Sudah ga canggung lagi. Sambil sering mengingatkan diri jodohku sudah tertulis di Lauhul Mahfuz.
Untuk kita yang saat sedang di ruang tunggu bernama pernikahan, tetap bersabar ya. Percaya saja sama ketetapan-ketetapan terbaik Allaah. Selalu berhuznudzon sama Allaah, bisa saja kita masih sendiri karena kita masih diberi kesempatan untuk mencoba hal-hal yang belum kita tahu, ada amanah yang harus kita tuntaskan diwaktu sendiri. Pokoknya always be positif, Allaah pasti akan datangkan jodoh terbaik diwaktu terbaik. Semua yang terbaik menurut Allah akan datang dengan cara terbaik bukan menurut pandangan manusia. Semangat berproses.
Komentar
Posting Komentar